Growing – Utang seharusnya menjadi beban keuangan dan membuat Anda pusing. Apalagi jika jumlahnya sangat besar atau melebihi kemampuan Anda untuk membayar. Jika keadaan ini terjadi, pembayaran bahkan pelunasan utang akan sangat sulit, meskipun dengan cara mencicil. Yang pertama telat sebulan, dua bulan.
Karena utang meningkat karena biaya keterlambatan dan bunga yang terus bertambah, mungkin dari default atau kredit macet. Baik pinjaman online, kartu kredit, pinjaman tanpa agunan (KTA), pinjaman pemilik rumah (KPR) atau kredit mobil (KKB).
Kredit macet adalah suatu kondisi dimana peminjam atau debitur tidak dapat lagi membayar hutangnya karena tidak memiliki dana. Ya, utangnya terlalu banyak, sehingga keuangan Anda tidak lagi cukup untuk melakukan pembayaran.
Kredit macet bisa menjadi teror bagi debitur. Bagaimana? Bank akan terus menagih sampai faktur atau biaya dibayar.
Besar kemungkinan rumah Anda akan didatangi debt collector. Jika tidak dibayar atau dikembalikan juga, barang berharga di rumah Anda, termasuk rumah yang Anda tinggali bersama keluarga, akan hangus.
Anda bisa menjadi debitur yang baik dan tidak berakhir dengan kredit macet. Beberapa prinsip peminjaman harus diikuti, antara lain:
1. Pinjam sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial
Kunci yang harus diingat ketika mengajukan kredit dari siapa pun, termasuk bank, adalah meminjam sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda. Ini berarti bahwa batas yang diusulkan tidak jauh lebih tinggi dari persyaratan.
Misalnya, Anda membutuhkan uang untuk membayar pendidikan 2 juta rupee, jadi pinjamlah jumlah itu. Atau bahkan jika lebih, jangan membuat terlalu banyak perbedaan. Misalnya Rp 2,5 juta untuk jaga-jaga.
Juga, tergantung pada kemampuan finansial. Idealnya, utang tidak boleh melebihi 30% dari gaji atau pendapatan. Jika lebih dari itu, Anda mungkin mengalami default pembayaran.
Alokasikan 30% dari hutang untuk pembayaran gaji. Misalnya, jika gaji Anda Rp 5 juta per bulan, berarti Anda menyisihkan Rp 1,5 juta per bulan untuk membayar utang. Hal ini sejalan dengan metode pengelolaan keuangan.
Dengan tunjangan sebesar ini, Anda tidak perlu mengorbankan kebutuhan sehari-hari karena Anda telah menganggarkan 40-50% dari gaji bulanan Anda. Termasuk anggaran investasi, asuransi, dana darurat, hiburan.
2. Hindari hutang konsumtif
Mengajukan pinjaman adalah hak setiap individu. Penggunaannya juga bervariasi. Namun, lebih baik meminjam untuk kegiatan produktif, seperti modal usaha, pembelian peralatan kerja, investasi real estate dan lain-lain, bukan malah digunakan untuk Belanja impulsif.
Dengan demikian, pinjaman akan bermanfaat. Bahkan menghasilkan, sehingga uang dari usaha atau modal kerja bisa digunakan untuk melunasi utang.
Hindari menggunakan utang untuk tujuan konsumsi untuk mencapai gaya hidup atau gengsi sederhana. Pembelian konsumen sebenarnya memiliki banyak kerugian, tidak menghasilkan apa-apa selain uang untuk dibelanjakan.
3. Jangan abaikan pembayaran hutang
Konsekuensi dari berhutang atau berhutang adalah harus membayar tepat waktu. Juga, ketika Anda meminjam uang dari bank atau pinjaman fintech, jika Anda terlambat, Anda akan dikenakan biaya keterlambatan. Hal ini dapat meningkatkan hutang Anda.
Jangan malas, apalagi sengaja menghindari membayar utang. Misalnya pembayaran angsuran ditunda karena uang tersebut digunakan untuk kebutuhan atau keperluan lain. Padahal kebutuhannya tidak terlalu besar.
Jika sudah didenda, bulan depan biayanya akan lebih tinggi lagi. Akibatnya, Anda mungkin melebihi batas kemampuan Anda untuk membayar. Ini akan menjadi malapetaka bagi Anda.
Jika Anda memiliki kredit macet, harap dicatat bahwa nama Anda akan terdaftar langsung di SLIK OJK. Riwayat kredit Anda buruk dan Anda mendapat pinjaman restrukturisasi dari bank.
Peringkat ini dapat mencegah Anda mengajukan pinjaman lagi di masa mendatang. Karena mereka memiliki riwayat kredit yang buruk. Oleh karena itu, jadilah debitur yang bijak saat meminjam.